Rabu, 05 Juni 2013

Teknik Sederhana Membuat Siluet & Foto Backlit

Tentang memanfaatkan cahaya matahari untuk fotografi. Salah satunya adalah untuk teknik ‘backlit’ atau memberi cahaya pada objek dari belakang tanpa menjadikannya siluet. Mungkin kamu belum tahu bedanya, foto backlit adalah dimana objek diterangi dari bagian belakang tetapi masih jelas detil bagian depannya, yang khas dari foto semacam ini adalah munculnya garis cahaya (rim light) di sekeliling objek yang member kesan keemasan. Sementara siluet adalah dimana objek diterangi dari belakang secara total sehingga hasil akhirnya hanya berupa bentuk hitam di depan sumber cahaya. Dua jenis foto ini sebenarnya hanya punya sedikit sekali perbedaan teknik. Bedanya hanya di sudut kemiringan kamera! Sehingga kamu bisa mempelajari keduanya secara bersamaan.
Waktu yang paling ideal untuk membuat dua jenis foto ini adalah ketika matahari sedang rendah, sesaat sesudah matahari terbit dan sebelum tenggelam (yang dalam dunia fotografi dikenal dengan istilah ‘golden hour’.) Kenapa? Karena posisi matahari pada waktu-waktu ini akan memberi sudut datang cahaya yang miring, sehingga objek bisa dengan mudah diletakkan di depannya. Pada tengah hari, ini jelas tidak mungkin karena matahari ada di sudut tertinggi dan sinarnya kan jatuh tepat di atas objek. Selain itu, cahaya pada saat golden hour adalah yang paling indah di sepanjang hari. Kuning keemasan dan berpendar. Oke, sekarang kita lihat tekniknya.
siluet2
Foto diatas adalah siluet. Kamu tidak bisa melihat detil dari objek kecuali tepiannya (outline). Tapi, ingat, siluet bukan bayangan. Siluet adalah objek yang menutupi cahaya, sementara bayangan adalah pantulan objeknya. Bagaimana siluet terjadi? Syarat pertamanya, objek harus ada di depan sumber cahaya dan kamera sejajar dengan sumber cahaya tadi. Ketika matahari ada di posisi rendah (misalnya sore hari), atur kemiringan kameramu agar matahari seluruhnya masuk dalam frame, lalu tempatkan objek di depannya. Catatan : saat kamu memotret dan melihat melalui viewfinder, objek tidak akan tampak seperti siluet karena matamu lebih sensitif pada cahaya dan masih bisa melihat detil pada objek. Baru setelah foto diambil, kamu akan melihat efeknya muncul.
Pengaturan exposure tentunya berpengaruh pada hasil. Ingatlah tiga elemen penentu exposure : ISO, shutter speed, dan aperture. Untuk foto diatas, saya menggunakan ISO 100 (gunakan yang paling rendah karena matahari akan mengarah langsung pada sensor dan akan sangat terang),  shutter speed 1/2500 (karena terang dan kamu ingin siluet, shutter speed harus cepat untuk meminimalisasi rekaman cahaya), dan aperture f/5 (bukaan diafragma diatur agak besar supaya sekeliling siluet tidak underexposed atau terlalu gelap).
backlit
Nah, sementara foto yang diatas ini adalah contoh dari penggunaan backlit. Objek masih berdiri di tempat yang sama, tapi saya yang berpindah. Sewaktu mengambil foto siluet diatas, saya berlutut agak jauh dari objek, sehingga matahari seluruhnya masuk dalam frame. Sementara untuk foto backlit ini saya berdiri dan mendekat, dan hanya membiarkan sedikit bagian dari matahari masuk ke dalam foto yang akhirnya menciptakan efek rim light ini. Kalau kamu penggemar sun flare, kamu bisa naikkan sudutnya sedikit supaya spektrum cahaya juga tertangkap. Yang istimewa dari efek backlighting, seperti yang bisa kamu lihat, adalah bagaimana matahari memberi ‘bingkai’ di sekeliling objek. Membuat pinggirannya bercahaya dan ada nuansa pudar yang menyenangkan dari silaunya cahaya.
Untuk foto backlit ini, saya mengganti pengaturan exposure menjadi ISO 100, shutter speed 1/60, dan aperture f/6. Efek ini sangat populer untuk portrait natural karena memberi kesan hangat dan artistik.
Enjoy it^^

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Rosyid A | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review
Chrome Pointer