Generasi Thaifah Manshurah yang Dijanjikan Kemunculannya di Akhir Zaman
Thaifah Manshurah, Senantiasa ada hingga kiamat
Dalam
berbagai hadits yang shahih telah dijelaskan bahwa akan senantiasa ada
sekelompok umat Islam yang berpegang teguh di atas kebenaran. Mereka
melaksanakan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan konskuen, memperjuangkan
tegaknya syariat Islam, dan meraih kemenangan atas musuh-musuh Islam,
baik dari kalangan kaum kafir maupun kaum munafik dan murtadin.
Kelompok Islam ini disebut ath-thaifah al-manshurah
atau kelompok yang mendapat kemenangan. Kelompok ini akan senantiasa
ada sampai saat bertiupnya angin lembut yang mewafatkan seluruh kaum
beriman menjelang hari kiamat kelak. Kelompok ini diawali dari
Rasulullah saw beserta segenap sahabat, berlanjut dengan
generasi-generasi Islam selanjutnya, sampai pada generasi Islam yang
menyertai imam Mahdi dan Nabi Isa dalam memerangi Dajjal dan memerintah
dunia berdasar syariat Islam
Hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah diriwayatkan banyak jalur dari sembilan belas (19) shahabat. Menurut penelitian sejumlah ulama hadits, hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah telah mencapai derajat mutawatir
Kelompok
umat Islam ini adalah kelompok elit umat Islam. Mereka adalah
sekelompok kecil kaum ‘fundamentalis Islam’, di tengah kelompok umat
Islam yang telah mulai lalai dari kewajiban berpegang teguh dengan
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka adalah ‘muslim-muslim militan’ yang
sangat dikhawatirkan oleh AS dan Barat akan mengancam kepentingan
mereka. Rasulullah saw menamakan kelompok ini sebagai ath-thaifah al-manshurah,
kelompok yang mendapatkan kemenangan. Penamaan ini merupakan sebuah
janji kemenangan bagi kelompok ini, baik dalam waktu yang cepat maupun
lambat, baik kemenangan materi maupun spiritual.
Di antara hadits-hadits tentang ath-thaifah al-manshurah tersebut adalah sebagai berikut:
“Akan
senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang meraih kemenangan (karena
berada) di atas kebenaran, orang-orang yang menelantarkan mereka tidak
akan mampu menimbulkan bahaya kepada mereka, sampai datangnya urusan
Allah sementara keadaan mereka tetap seperti itu.” HR. Muslim: Kitabul Imarah no. 3544 dan Tirmidzi: Kitabul fitan no. 2155
“Akan
senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas urusan
Allah. Mereka mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang memusuhi
mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada mereka sampai datangnya
kiamat, sementara keadaan mereka tetap konsisten seperti itu.” (HR. Muslim: Kitabul imarah no. 3550.)
Ashabu Rayati Suud, Generasi Akhir Thaifah Mansurah yang dijanjikan
Dalam sebuah riwayat tentang Thaifah manshurah disebutkan, “Akan
senantiasa ada sekelompok umatku yang berperang di atas kebenaran.
Mereka meraih kemenangan atas orang-orang yang memerangi mereka, sampai
akhirnya kelompok terakhir mereka memerangi Dajjal.” (HR. Abu Daud: Kitab al-jihad no. 2125, Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 1959.)
Riwayat
tersebut menjelaskan bahwa di akhir zaman, kelompok Thaifah Manshurah
adalah mereka yang bergabung dengan Al-Mahdi untuk memerangi musuh-musuh
Islam, dimana Dajjal adalah salah satu yang akan dikalahkan oleh
kelompok ini. Parameter kebenaran saat itulah adalah mereka yang bersama
Al-Mahdi, sedang mereka yang menolak Al-Mahdi adalah munafik (hal itu
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits fitnah duhaima’).
Sedangkan kelompok Thaifah Manshurah yang memberikan dukungan kepada
Al-Mahdi telah dijelaskan ciri-ciri mereka dalam beberapa riwayat yang
kemudian dikenal dengan nama Ashabu Rayati Suud (Pasukan Panji Hitam
dari Khurasan).
Benar,
membicarakan kemunculan Al-Mahdi tidak bisa terlepas dari membicarakan
satu kelompok manusia yang menamakan dirinya sebagai pasukan panji hitam
(Ashhabu Rayati Suud / The Black Banner). Kelompok
ini memiliki beberapa ciri khusus yang akan lebih memudahkan bagi
seseorang untuk mengenalinya. Meskipun demikian, tidak mudah bagi
seseorang untuk menjustifikasi kelompok tertentu bahwa mereka adalah
Ashhabu Rayati Suud. Sebab ciri-ciri tersebut juga banyak dimiliki oleh
banyak manusia dan kelompok, sedang riwayat yang menunjukkan asal
keberadaan mereka (Khurasan) merupakan sebuah wilayah luas yang dihuni
oleh banyak manusia.
Siapakah
sebenarnya Ashahbu Rayati Suud yang kelak menjadi pendukung Al Mahdi ?
Benarkah riwayat yang membicarakan kemunculan kelompok ini
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan keberadaan kelompok ini, di antaranya adalah sebagai berikut
□ “Akan keluar sebuah kaum dari arah Timur, mereka akan memudahkan kekuasaan bagi Al Mahdi.”
□ “Dari
Khurasan akan keluar beberapa bendera hitam, tak sesuatupun bisa
menahannya sampai akhirnya bendera-bendera itu ditegakkan di Iliya
(Baitul Maqdis).”
□ “Akan keluar manusia dari Timur yang akan memudahkan jalan kekuasaan bagi Al ‘ Mahdi.”
Namun riwayat-riwayat tersebut memiliki cacat dari sisi sanad dan periwayatannya. Sedangkan riwayat tentang Ashhabu Rayati Suud yang sampai pada derajat hasan adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Tsauban :
“Akan
berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah
putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil
menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu.” Kemudian beliau saw
menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: “Maka jika
kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di alas salju,
karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi. ( Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan Bab Khurujil Mahdi 2: 1467: Mustadrak Al-Hakim 4: 463-464. Dan dia berkata, “Ini adalah hadits shahih menurut syarat Syaikhain.” (An-Nihayah fit Firan 1:29 dengan tahqiq DR. Thana Zaini).
Riwayat
tersebut tidak banyak menjelaskan ciri-ciri fisik tertentu secara detil
sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat-riwayat lainnya. Tentang
maksud perbendaharaan dalam riwayat tersebut Ibnu Katsir berkata, “Yang
dimaksud dengan perbendaharaan di dalam hadits ini ialah perbendaharaan
Ka’bah. Akan ada tiga orang putera khalifah yang berperang di sisinya
untuk memperebutkannya hingga datangnya akhir zaman, lalu keluarlah
Al-Mahdi yang akan muncul dari negeri Timur.
Zaman Kemunculan Ashabu Rayati Suud
Berdasar
riwayat Tsauban di atas, kemunculan Ashhabu Rayati Suud adalah di saat
kemunculan Al-Mahdi. Riwayat tersebut mengisyaratkan bahwa keberadaan
Ashhabu rayati Suud dan embrionya sudah muncul jauh-jauh hari sebelum
kemunculan Al-Mahdi. Sebab, kemunculan sebuah kelompok yang kelak
mewakili satu-satunya kelompok paling haq di antara kelompok umat Islam
yang ada jelas tidak mungkin muncul dengan sekejab, sim salabim.
Keberadaan mereka sudah ada dan embrio mereka terus tumbuh di tengah
kerasnya kecamuk perang dan debu-debu mesiu. Ciri khas mereka dalam
riwayat di atas – memiliki kemampuan membunuh lawan yang tidak pernah dimiliki oleh kaum sebelumnya –
menggambarkan betapa dahsyatnya daya tempur dan strategi militer yang
mereka punyai. Riwayat ini juga mengisyaratkan bahwa aktivitas mereka
sebelum kemunculan Al-Mahdi adalah perang dan pembunuhan, hal yang
menjadi ciri khas thaifah manshurah di akhir zaman.
Riwayat
Tsauban di atas juga mengisyaratkan bahwa kemunculan Ashabu Rayati Suud
dari Khurasan ini terjadi di saat kematian seorang raja Saudi yang
dilanjutkan dengan pertikaian tiga putra khalifah untuk memperebutkan
Ka’bah.
Dalam
hal ini, banyak analisa menyebutkan bahwa boleh jadi kondisi itu akan
segera menjadi realita demi melihat apa yang saat ini terjadi di Saudi. Adalah Tony Khater (Pada situs Saudipolitics.com, 1 Januari 2004, Tony Khater, THE UNITED STATES AS UNWANTED BROKER IN ROYAL SECESSION; IT WANTS BANDAR BIN SULTAN AS CROWN PRINCE”),
seorang analis politik Amerika dengan spesialisasi kajian Timur Tengah
khususnya Arab Saudi, telah secara konsisten menyebutkan tentang
terpecahnya pemerintahan Arab Saudi menjadi empat kelompok sebelum
wafatnya Raja Fahd, seakan-akan kelompok-kelompok itu memunyai
pemerintahannya sendiri-sendiri, yaitu pemerintahan Putra Mahkota
Pangeran Abdullah, pemerintahan Pangeran Nayef, pemerintahan Pangeran
Sultan, dan pemerintahan Pangeran Salman. Dengan wafatnya Raja Fahd,
lalu Putra Mahkota Abdullah yang telah berusia 80 tahun naik menjadi
raja, maka di bawahnya terdapat tiga pangeran dengan pemerintahannya
sendiri-sendiri yang bersiap-siap menggantikannya ketika ia wafat nanti,
yaitu Pangeran Nayef, Pangeran Sultan, dan Pangeran Salman.
Jika
ini kelak terjadi, akankah ia menjadi tanda kemunculan Al-Mahdi dan
menjadi tanda keluarnya Ashabu Rayati Suud? Lalu siapakah kelompok yang
layak untuk disebut sebagai Ashabu rayati Suud, kelompok Thaifah
Manshurah akhir zaman yang dijanjikan?
Ashabu Rayati Suud akan muncul dari timur Khurasan, benarkah mereka Thaliban dan Al-Qaeda ?
Kemunculan salah satu tandhim askari
kaum militan fundamental di wilayah Khurasan (Afghanistan, Iraq dll)
yang dikenal dengan Thaliban dan Al-Qaeda memunculkan pertanyaan,
benarkah mereka adalah calon Ashhabu Rayati Suud yang dijanjikan?
Pasalnya, kelompok ini adalah satu-satunya kaum militan muslim yang
paling ditakuti oleh barat karena kehebatan tempur mereka, juga karena
cita-cita mereka yang radikal; mendirikan negara Islam dari ujung Asia
Tenggara hingga barat Maroko. Mereka adalah muslim fundamental yang
paling kuat melaksanakan hukum Islam sebagaimana yang pernah berlaku di
Madinah pada masa Rasulullah saw. Merekalah satu-satunya kelompok yang
paling mendekati gambaran kehidupan Rasulullah saw dan para sahabatnya;
beriman, hijrah, perang, mendirikan daulah Islam, melaksanakan semua
kewajiban tanpa terkecuali, mendapat boikot dan kecaman internasional,
mendapat ujian paling berat dan menyatakan keimanannya, dikepung oleh
pasukan ahzab dan banyak lagi sejarah kehidupan generasi assabiqunal awwalun yang hari ini tergambar dalam realitas hidup mereka.
Beberapa
analis pemerhati hadits-hadits fitnah menduga; bahwa merekalah yang
lebih layak untuk menyandang gelar kehormatan itu sesuai dengan beratnya
ujian keimanan yang mereka hadapi.
Dalm
hal ini, terlepas dari tepat atau melesetnya dugaan-dugaan tersebut,
ada hal lain yang lebih penting untuk dipahami oleh seorang muslim
berkaitan dengan dua kelompok fundamental ini. Setiap muslim hendaknya
berhati-hati untuk tidak menjatuhkan vonis tertentu pada
kelompok-kelompok yang secara lahir memiliki stigma dan citra negatif
dari musuh-musuh Islam –bahkan dari kalangan umat Islam sendiri- bahwa
hal itu bukan berarti keadaan mereka adalah sebagaimana tuduhan itu.
Merupakan sunnatullah bahwa musuh-musuh Islam dari bangsa barat memiliki
dendam dan kebencian kepada setiap muslim yang memegang teguh agama
mereka. Dalam hal ini, kelompok Thaliban dan Al-Qaeda yang sangat
komitmen menegakkan semua bentuk syari’at Islam dalam masyarakatnya
sangat wajar bila dibenci oleh bangsa Barat. Termasuk sebagian kaum
muslimin yang termakan oleh isu dan propaganda bangsa barat tentang
“kekejian dan kejahatan” Thaliban terhadap manusia.
Tanpa
bermaksud memastikan apakah Thaliban merupakan termasuk kelompok
Ashhabu Rayatis Suud, yang pasti bahwa memberikan tuduhan jahat dan keji
yang belum tentu demikian kenyataannya merupakan kejahatan tersendiri.
Sementara mendoakan mereka, mengharapkan mereka untuk membela umat
Islam, mengusir musuh-musuh Islam dan menegakkan syari’at di muka bumi
merupakan sikap yang baik.
Namun
demikian – terlepas bahwa Thaliban dan Al-Qaeda memiliki ciri-ciri yang
banyak keserupaannya dengan kelompok Ashabu Rayati Suud – yang jelas
memastikan secara haqqul yakin bahwa mereka adalah
Ashabu Rayati Suud termasuk sikap tergesa-gesa. Namun, mudah-mudahan
tidak salah jika kita berharap, semoga mereka itulah kelompok yang
dimaksudkan. Amiin.
Wallahu a’lam bish shawab.
Sumber: granadamediatama.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar