Jumat, 22 Oktober 2010

Demua Tentang Mars

Phoenix Temukan Lingkungan Asin Di MARS

LOS ANGELES – Wahana tanpa awak Phoenix Mars Landers sukses melakukan percobaan rasa dari sampel tanah Mars yang digali awal pekan lalu.
Hasilnya, tanah Mars mengandung larutan asin seperti yang dijumpai di beberapa belahan bumi. Penemuan ini semakin meyakinkan para ilmuwan bahwa Kutub Utara di Planet Merah tersebut mempunyai kondisi yang cukup baik untuk kehidupan primitif. “Belum ada bukti nyata ada kehidupan di planet itu. Tapi, kondisi di sana sepertinya sangat ramah. Tidak ada tanda-tanda bahwa ada racun di sana,” papar ilmuwan Samuel Kounaves dari Tufts University dalam jumpa pers beberapa waktu lalu di Tucson, Arizona, Amerika Serikat (AS).
Kounaves lebih lanjut mengatakan, tanah Mars mengandung pH antara 8 – 9. Sekadar diketahui, pH kurang dari 7 menunjukkan asam, sementara pH lebih dari 7 menunjukkan kandungan alkaline. Selain mengetahui pH tanah, Phoenix juga berhasil mendeteksi adanya magnesium, sodium, potassium,dan chlorida.
“Ini sangat mirip dengan kandungan tanah di Bumi dikurangi organismenya.Kondisi tanah seperti ini sangat cocok untuk tanaman seperti asparagus, buncis hijau, dan lobak,’ imbuh Kounaves. Senada diungkapkan William Boynton, ilmuwan dari University of Arizona. Dia mengatakan, tanah di Mars mempunyai suhu yang tinggi. Ini membuktikan adanya jejak air di sana.
“Saya kira tanah di sana pernah berinteraksi dengan air di masa lampau,” jelasnya. Pakar planet David Paige dari University of California, Los Angeles menyatakan, sangat dini mengatakan bahwa kandungan mineral yang ada di Mars mampu mendukung kehidupan. Paige, yang tidak terlibat dalam misi di Mars, mengungkapkan, penemuan tersebut tidak terlalu mengherankan karena bebatuan memang memiliki campuran mineral dengan tanah.
“Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang komposisi tanah di sana,” ujarnya. Phoenix, yang diluncurkan NASA pada Agustus 2007, mendarat di Mars pada 25 Mei silam. Pada tubuh Phoenix, NASA memasang instrumen laboratorium yang dapat dikendalikan dari Bumi. Misi seharga USD420 juta ini dikembangkan atas kerja sama NASA dan University of Arizona. Misi utama Phoenix adalah mendeteksi adanya jejak kehidupan di planet yang berjarak 680 juta km dari Bumi itu. Phoenix akan menjalankan misinya selama 90 hari

Lagi, Phoenix Teliti Kandungan Es di Mars

WASHINGTON - Para peneliti yang terlibat dalam proyek wahana tak berawak Phoenix Mars Landers dalam beberapa hari mendatang akan meneliti kandungan es di Planet Mars.
Namun, hal ini kemungkinan akan menjadi yang terakhir kalinya karena jumlah oven di laboratorium yang semakin menipis. Dalam laporannya pada Jumat silam, peneliti dari University of Arizona Peter Smith, yang terlibat dalam misi di Mars, mengatakan bahwa para peneliti dan insinyur tengah berupaya mencari penyebab mengapa sirkuit pendek yang terdapat di TEGA (thermal and evolvedgas analyzer) mampu memanaskan contoh tanah Mars hingga 1.000 derajat Celsius. “Kami melakukan penanganan yang sangat konservatif dan hati-hati pada sampel berikutnya, yang kemungkinan akan kita lakukan pekan ini,” terang dia.
TEGA adalah alat yang sangat penting untuk menemukan kandungan organik dan komposisi berbasis karbon yang merupakan elemen penting dalam kehidupan di Planet Merah. Para ilmuwan yakin Mars mempunyai jejak kehidupan primitif.
Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan berhasil menemukan adanya jejak es di Kutub Utara Mars. Bongkahan putih yang diambil menggunakan lengan robot pada pertengahan bulan lalu mencair ketika dibiarkan selama beberapa hari.
Selain itu, para peneliti berhasil mendeteksi kandungan pH planet itu, yakni mengandung pH antara 8?9. Sekadar diketahui, pH kurang dari 7 menunjukkan asam,sementara pH lebih dari 7 menunjukkan kandungan alkaline

Permukaan Mars Pernah Digenangi Air

WASHINGTON – Para peneliti Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) belum lama ini berhasil menemukan data yang menguatkan dugaan bahwa pernah ada kehidupan di planet Mars.
Data tersebut diperoleh dari Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) dan instrumen lainnya pada Orbit Pengintaian NASA di Mars. Dua alat ini mengidentifikasi material yang terdapat di Planet Merah itu dengan mengamati 500 macam warna yang dipantulkan sinar matahari. Menurut para peneliti NASA, lubang lubang yang terdapat di planet itu pernah menjadi danau, sungai, dan segala macam kumpulan air yang bisa menunjang kehidupan. “Hal yang mencengangkan adalah terdapat tanda-tanda bahwa pernah ada banyak air di planet itu. Ini artinya, pernah ada kehidupan di Mars,” papar Scott Murchie dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory, Maryland. Hal senada disampaikan John Mustard, peneliti dari Brown University. Mustard mengatakan, pantulan warna yang dikirim CRISM menunjukkan adanya tanda-tanda bekas genangan air di Mars.
“Ada tanda tanda kehidupan di Mars. Mungkin itu berasal dari interaksi antara bebatuan dan air sekira 3 hingga 6 miliar tahun silam,” paparnya. Temuan Murchie dan Mustard ini sejalan dengan temuan peneliti dari University of Arizona yang terlibat dalam misi wahana tak berawak Phoenix Mars Landers. Seperti diketahui, saat ini Phoenix yang dilengkapi dengan laboratorium mini tengah meneliti kandungan tanah Mars.
Hasil penelitian awal bulan ini, para ilmuwan berhasil menemukan jejak es di Kutub Utara Mars. Bongkahan putih yang diambil menggunakan lengan robot pada tersebut mencair ketika dibiarkan selama beberapa hari. Tidak hanya itu, para peneliti juga berhasil mendeteksi pH planet itu, yakni mengandung pH antara 8 hingga 9.
“Terdapat magnesium, sodium, potasium, dan chlorida di tanah Mars. Kondisi tanah seperti itu cocok ditanami asparagus, buncis hijau, dan lobak,” ujar Peter Smith, peneliti dari University of Arizona seraya mengatakan bahwa saat ini para peneliti tengah berupaya untuk mengambil kembali contoh es di planet Mars. Phoenix yang diluncurkan NASA pada Agustus 2007 mendarat di Mars pada 25 Mei lalu.
Pada tubuh Phoenix, NASA memasang instrumen laboratorium yang dapat dikendalikan dari Bumi. Misi utama Phoenix adalah mendeteksi adanya jejak kehidupan di planet yang berjarak 680 juta kilometer dari Bumi itu. Phoenix akan menjalankan misinya selama 90 hari.

sumber: http://blog.uin-malang.ac.id

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Rosyid A | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review
Chrome Pointer